Di sebuah sudut yang sunyi, puluhan santri tengah berjuang dengan tekun menghafal Alquran. Mereka adalah anak-anak yatim dan dhuafa yang menggantungkan seluruh asa pada beasiswa penuh yang diberikan. Namun, perjuangan mereka kini terancam oleh masalah paling mendasar: kekurangan pangan.
Saat ini, ketersediaan bahan makanan sangat terbatas. Beras, sebagai sumber utama, sudah menipis. Agar santri tetap bisa makan, porsi nasi terpaksa dikurangi, dan lauk yang seharusnya untuk satu orang kini harus dibagi untuk tiga orang. Lauk pun hanya berasal dari sayuran yang dipetik di sekitar pondok, yang stoknya juga hampir habis. Stok mie instan dan bahan makanan lain sudah menipis, membuat kondisi semakin sulit.
Meskipun segala cara telah dilakukan untuk mengumpulkan donasi, upaya ini belum mampu mencukupi kebutuhan pokok mereka. Donasi yang diberikan bukan hanya sekadar makanan. Itu adalah harapan bagi para santri untuk tetap bisa belajar dan menghafal Alquran tanpa harus khawatir akan rasa lapar.
Setiap bantuan yang datang adalah cahaya yang menjaga semangat mereka tetap menyala. Mari bersama, ulurkan tangan, dan berikan mereka harapan.









