Pernahkah kita membayangkan, bagaimana rasanya menjadi anak yang ingin belajar, tapi terpaksa berhenti karena tidak mampu membayar biaya sekolah?
Inilah kenyataan yang dialami jutaan anak di Indonesia. Data mencatat, lebih dari 4 juta anak usia sekolah tidak bersekolah atau putus sekolah. Bahkan, 9,9 juta generasi muda (usia 15–24 tahun) termasuk kategori NEET—tidak sekolah, tidak bekerja, dan tidak ikut pelatihan.
Di balik angka besar itu, ada wajah santri yatim dan dhuafa yang memendam cita-cita. Mereka ingin menimba ilmu di pesantren, menjadi penghafal Qur’an, guru, atau dai, namun seringkali langkah mereka terhenti karena biaya pendidikan, asrama, dan kebutuhan sehari-hari yang tidak tercukupi.
Beasiswa Insan Pesantren (BIP) hadir sebagai jawabannya.
Sejak 2011, program ini mendukung santri yatim dan dhuafa di Pesantren Idrisiyyah agar tetap bisa menuntut ilmu. BIP menyediakan biaya sekolah, asrama, makan, hingga pembinaan akhlak—membantu mereka tumbuh menjadi generasi yang berilmu, berakhlak, dan mandiri.
Bayangkan, dari satu donasi yang kita berikan, akan lahir generasi Qur’ani yang doa-doanya tak pernah putus. Setiap huruf Qur’an yang mereka lantunkan, setiap ilmu yang mereka sebarkan, menjadi pahala jariyah yang terus mengalir meski kita telah tiada.
Inilah saatnya kita ikut ambil bagian.
Jangan biarkan mimpi mereka padam hanya karena keterbatasan biaya.
Mari bersama berlomba dalam kebaikan, menyalakan kembali harapan mereka, dan menjadikan pendidikan sebagai warisan abadi.
Bekal terbaik untuk akhirat bukan harta yang kita simpan, tapi ilmu yang terus mengalir dari mereka yang kita bantu.
