Bayangkan… ketika kita duduk di meja makan, menyendok nasi hangat yang mengepul, mungkin kita jarang berpikir betapa berartinya makanan sederhana itu. Namun di luar sana, banyak anak yatim, piatu, dan keluarga dhuafa yang hanya bisa menatap kosong panci dapurnya. Tidak ada beras, tidak ada makanan yang bisa dimasak.
Mereka terbiasa menahan lapar dengan air putih, atau sekadar makan potongan singkong agar perut tidak terus berbunyi. Ada pula anak-anak yang tetap pergi sekolah meski belum sempat sarapan, karena di rumah memang tak ada yang bisa dimakan.
Tapi ketika satu karung beras sampai di rumah mereka… segalanya berubah.
Wajah-wajah murung itu seketika berseri. Senyum kecil yang lama hilang akhirnya muncul kembali. Bagi kita, beras hanyalah makanan pokok sehari-hari, tapi bagi mereka, beras adalah penyambung hidup, sumber tenaga, dan harapan untuk bisa bertahan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang meringankan satu kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan meringankan satu kesulitan baginya di akhirat.” (HR. Bukhari & Muslim)
Sahabat baik, setiap butir beras yang kita sisihkan akan menjadi saksi kebaikan di hadapan Allah kelak. Dari sedekah kita, lahirlah doa-doa tulus dari lisan anak yatim, dari hati para janda, dari keluarga dhuafa yang merasa diperhatikan.
